Balya Bin Malkan atau Abul Abbas atau Nabi Khidir

Diposkan oleh On 7:00 PM

Nama asli Nabi Khidir adalah Balya bin Malkan. Berarti bapaknya nabi Khidir adalah Malkan. Kemudian ibu yang melahirkannya adalah seorang wanita yang mempunyai nama Alha binti Faris. Ada riwayat lain yang menjelaskan bahwa ibunya adalah perempuan bernama "Rumania" yakni seorang wanita kelas bangsawan asli dari keturunan Persia yang masih terhitung sebagai bibi dari seorang ibu yang melahirkan sosok Nabi Iskandar Zulkarnain "The Great Alexander" yang mampu menaklukkan dunia barat dan timur.

Nabi Khidir adalah salah satu kekasih Allah yang diberikan umur panjang bahkan abadi. Bahkan sampai akhir hayat kita beliau masih hidup karena beliau meminum Maa ul Hayah (Air Keabadian). Mengapa Banyak orang yang ingin menemuinya, mungkin sebagian Besar penduduk Indonesia yang masuk islam yang tahu tentang sejarah Nabi Khidir ingin sekali bertemu dengan belia. Ciri-cirinya gampang sekali jika beliau lewat dekat dengan rumput kering, saat itu berubah menjadi rumput hijau yang subur. Ciri-ciri Nabi Khidir memakai jubah hijau, jika anda bersalaman maka tangan beliau sangat halus dan lembut selembut sutera. Beliau tergolong Nabi Misterius, bagaimana tidak, beliau tidak terlihat kasab mata, tidak sembarang orang yang bisa melihatnya secara nyata, apalagi berbincang-bincang secara langsung. Beliau diceritakan dalam Surah Al-Kahfi ayat 65-82.

Menurut Ibnu AbbasUbay bin Ka'ab menceritakan bahwa dia mendengar Nabi  Muhammad bersabda yang artinya sebagai berikut: “Sesungguhnya pada suatu hari, Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu dia ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?” Jawab Nabi Musa, “Aku” Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.” Lantas Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?” Allah pun berfirman yang artinya, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam Kepis dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.” Sesungguhnya teguran Allah itu membangkitkan keinginan Nabi Musa untuk menemui hamba yang dimaksudkan Allah itu. Tentunya hamba yang dimaksudkan Allah adalah Nabi Khidir. Nabi Musa tentunya akan menimba ilmu juga kepada Nabi Khidir. Namun apakah nanti Nabi Musa Alaihissalam mampu menerima ilmunya Allah atau tidak.

Musa kemudian melakukan apa yang telah diperintahkan oleh Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah (jawa: kepis) dan berangkat bersama-sama teman Nabi Musa yaitu Yusya bin Nun. Mereka segera berangkat untuk menunaikan apa yang diperintahkan Allah. Perjalanan lama sekali belum juga ketemu dengan Nabi khidir. Akhirnya mereka berdua yaitu Nabi Musa dan temannya Yusya bin Nun akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Kemudian meletakkan ikan tadi didekatnya.

Kemudian setelah istirahat mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Setelah jauh berjalan Nabi Musa hampir saja kecewa karena belum bertemu juga dengan Nabi Khidir. Lalu Nabi Musa melihat ikan yang dibawanya tiba-tiba tidak ada. Padahal ikan dalam kepis tadi sudah mati dan diletakkan disampingnya. Tidak mungkin ikan ikan tersebut hilang atau meloncat, sebab ikan itu diletakkan dalam wadah yang rapat. Maka Nabi Musa tentunya menanyakan pada Yusya bin Nun, dimana terakhir meletakkan ikan-ikan tersebut. Nabi Musa ingat kalau nanti ikan itu hilang, berarti pertanda bahwa Nabi Khidir sudah dekat. Akhirnya Nabi Musa dan Yusya kembali ke tempat peristirahatannya tadi. Yusya` tertegun memperhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.

Kenapa Yusya' sampai lupa menceritakan kepada Nabi Musa tentang perihal yang dilihatnya. Sebab selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya' tertidur dan ketika terjaga, dia lupa untuk menceritakannya kepada Musa Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya,
Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62)

Tahukah guru bahwa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)
Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.” Yusya’ berkata kepada Nabi Musa,
Musa segera teringat sesuatu, bahwa mereka sebenarnya sudah menemukan tempat pertemuan dengan hamba Allah yang sedang dicarinya tersebut. Kini, kedua-dua mereka berbalik arah untuk kembali ke tempat tersebut yaitu di batu yang menjadi tempat persinggahan mereka sebelumnya, tempat bertemunya dua buah lautan.
Musa berkata, “Itulah tempat yang kita cari.” Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. (Surah Al-Kahfi : 64)

Berat menjadi Murid Nabi Khidir?

Akhirnya Nabi Musa 'alaihi salam bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Khidir meminta persyaratan untuk jadi muridnya cukup satu yaitu Apapun yang dia lakukan Nabi Khidir maka tidak perlu menanyakannya (Al Kahfi : 70) Apapun itu. Mengapa Nabi Khidir melakukan itu, dan lain sebagainya. Dan Nabi Musa sanggup akan melakukannya (Al Kahfi : 69).
Hal yang Membuat Nabi Musa Tidak betah atas peristiwa yang dilakukan Nabi Khidir sehingga Nabi Musa menanyakannya. Padahal ini adalah pelanggaran atas persyaratan untuk menjadi murid.
  1. Saat menaiki perahu bersama-sama tiba-tiba Nabi Khidir menjebol perahu yang ditumpanginya. Nabi Musa tentunya khawatir, nanti perahunya bisa tenggelam. Kemudian dia tidak betah dan bertanya kepada Nabi Khidir. (ini Pelanggaran).
  2. Sesampainya didaratan Nbi Khidir membunuh anak yang sedang bermain bersama teman-temannya. Tentunya ini membuat Nabi Musa heran. Dan tidak betah menanyakannya. (ini pelanggaran kedua).
  3. Sesampainya di pemukiman penduduk, terasa capek. Meminta makanan tidak dikasih sama penduduk. Namun Nabi Khidir menyuruhnya memperbaiki tembok penduduk yang mendzolimi tadi. Nabi Khidir juga bertanya Mengapa ini dilakukan. (pelanggaran ketiga).
AKhirnya Nabi Khidir tidak memperkenankan Nabi Musa lagi untuk mengikuti perjalanannya. Namun Nabi Khidir tetap menjelaskannya. Mengapa dia melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. 

Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.

Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa dia membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Di dalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua.
Semoga bisa menjadi Pelajaran Bagi Kita. Barang siapa yang hafal Nama Nabi Khidir, Hafal nama ayahnya, Hafal nama kauniyah, dan nama Laqobnya, dia tidak akan meninggal dunia kecuali dalam keadaan ISLAM. Nama BALYA, ayahnya MALKAN, nama Kauniyahnya ABUL ABBAS, nama laqobnya NABI KHIDIR.
Sumber : Tafsir Jalalain

Lihat pula artikel dengan Judul : Mengapa Sebagian Besar Penduduk Indonesia Memeluk Agama Islam

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

8 komentar

Nama ibunda NABIYALLOH KHIDIR ALAIHISSALAM siapa?

Alha binti Faris (riwayat lain Rumania)

Siapa nama istri nabi Khidir yg pertama dan kedua?

Nabi Khidir Alaihisholatu wassalam....

Allahumma Sholli ala sayyidina Muhammad wa ala Ali sayyidina Muhammad

Arti balya apa

Tidak menyebut secara spesifik, alquran menyebut (hamba kami), ko bisa penafsirannya mengarah ke nabi khidir? Ke kurang tahuan saya mohon dijelaskan, dan mohon maaf bila ada salah dalam penulisan kata

Buka Tafsir Jalalain kak, halaman 382 penerbit: Darul Kutub Al Islamiyah 2011