KH.Zaenal Abidin Munawwir (Sejatineng Guru)

Diposkan oleh On 7:04 AM


 KH.Zaenal Abidin Munawwir

(Sejatineng Guru)
Waktu ngaji di Ma'had Aly Al Munawwir, Krapyak, di antara kami beredar istilah 'ngaji senggel'. Dari kata 'single' yang berarti sendirian. Kalau sudah dikatakan 'senggel', artinya yang mengaji hanya satu orang. Jadi satu kelas isinya dua. Satu guru mengajar seorang murid.
Yang paling berasa sesuatu itu kalau 'senggel' bersama Mbah Zaenal. Bayangkan saja, ngaji dengan durasi 45 menit sampai satu jam, bahkan lebih, harus berdua saja dengan pengasuh. Praktis, semua jatah baca kitab harus diambil sendiri. Kalau salah, tidak bisa baca atau tidak tahu makna mufrodat (terjemah kata), jadi tidak bisa bertanya kepada teman. Ga bisa tolah-toleh.. kalau sudah begitu, biasanya cuma bisa diam.. sambil berkeringat dingin.. ketahuan kalau ngaji tanpa persiapan, tanpa muthola'ah..😊
Istimewanya Mbah Zainal itu, beliau tampaknya tidak peduli berapa banyak yang hadir di kelas. Mau yang ngaji cuma satu, dua, atau satu kelas penuh hadir semua, beliau tetap mengajar dengan sesungguhnya. Ngajinya tidak selesai lebih cepat. Pengajian tetap dilaksanakan dengan sempurna. Bahkan bisa lebih lama jika muridnya cuma satu. Kata teman2, itu adalah semacam takziran, hukuman, karena mengaji sendirian. Hukuman karena tidak menggerakkan kawan-kawan untuk ngaji..
Saya pernah 'ngaji senggel' kepada beliau. Ngajinya lama sekali. Sampai2 di pantat ini ada bekas garis2 kayu kursi khas Ma'had Aly.. untungnya, saya baca kitab lancar.. tapi.. di akhir pengajian, Mbah Zainal dawuh setengah duko "Neng endi kancane, ngaji kok ra ajak-ajak!"
Waktu saya pamit boyong tahun 2013, Mbah Zainal sempat bertanya banyak hal. Di antaranya menanyakan soal rencana aktifitas saya kalau sudah pulang ke rumah..
"Kowe mulih nang omah arep ngopo..?"
"InsyaAllah, ngajar.."
"Ngajar nang endi..?"
"Wonten griyo. Ten griyo wonten madrasah"
"Oh, iyo.. nek mulang ki, muride siji karo muride satus, mulange kudu podo.. iku tandane ikhlas.."
----
Selamat Hari Guru
Sumber : Kyai Ibadurrahim Bachmid

Kisah tiga orang yang terperangkap dalam gua tertutup dengan batu

Diposkan oleh On 2:43 PM

 Habib yg mengajarkan berdoa/ tawassul kepada orang yg sudah meninggal adalah syirik

Berdoa dan tawassul kepada orang yang sudah meninggal adalah syirik kepada Allah. Kembali ke ajaran jahiliyah Habib yg bilang demikian tdk usah dihormati, ziarah kubur meminta kepada ahli kubur ( orang yang sudah meninggal) adalah syirik.

Perantara / Tawassul yang diperbolehkan adalah: 

Tawassul dengan asma Allah/ Asmaul Husna

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.” [Al-Maa-idah(5): 35]

Kemudian diperjelas dengan ayat Al Qur'an lain dan Al Hadist

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Hanya milik Allah Asma-ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) Nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” [Al-A’raaf(7): 180]

Hadits Nabi:

لَقَدْ دَعَا اللهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيْمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى.

“Sungguh engkau telah meminta kepada Allah dengan Nama-Nya yang paling agung yang apabila seseorang berdo’a akan dikabulkan, dan apabila ia meminta akan dipenuhi permintaannya.”( HR Abu Daud dan Nasai , Ibnu Majah)

Tawassul yang diperbolehkan kedua adalah tawassul dengan amal perbuatan Sholeh

Berwasilah dengan amal perbuatannya masing masing.

انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ الْغَارَ فَقَالُوا إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ

‘Ada tiga orang dari umat sebelum kalian bepergian dalam sebuah perjalanan. Di tengah perjalanan, mereka bermalam di sebuah gua. Mereka pun masuk ke dalam gua tersebut. Tiba-tiba batu besar jatuh dari gunung sampai menutupi mulut gua. Lalu mereka berkata, ‘Tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini, kecuali berdoa kepada Allah dengan perantara amal-amal saleh kalian.”

Lanjutan dari hadits tersebut diatas

Yang pertama ia berdoa ya Allah saya punya dua orang tua yg sdh tua saya tdk memberikan hasil perahan susu kepada orang lain sebelum orang tua saya meminumnya.Ya Allah kalau itu sebagai amal perbuatan baik bukalah gua ini . Batupiun bergeser sedikit.

Yang kedua berdoa bahwa dia mencintai anak sepupu nya dan telah terjadi buka pakaian keduanya setelah laki2 tersebut berada diatas perempuan tersebut,si perempuan bilang jangan pecahkan cincin yg bukan milikmu. Kemudian tdk kami lakukan kita berdua pakai pakaian lagi. Ya Allah kalau itu merupakan perbuatan baik bukalah batu yg menutupi gua. Bergeserlah sedikit batu tersebut.

Yang ketiga kami punya beberapa karyawan diantaranya ada satu karyawan yg pergi belum mengambil gajinya, kemudian gaji tersebut kami kembangkan menjadi unta kambing setelah itu karyawan tersebut datang mau mengambil gajinya dan kami berikan gajinya yg sudah kami kembangkan tersebut. Ya Allah kalau itu perbuatan baik bukalah batu yg menutupi gua ini. Akhirnya gua terbuka dan selamatlah Tiga orang tersebut ( baca dalam Shohih Bukhori dan Muslim,atau baca dlm kitab Fathul Bari Syarah kitab Shohih Bukhori ata baca dlm kitab Riyadus Sholin maupun syarahnya dlm kitab Dalilul Falihin.)

Semoga bermanfaat. Kajian ini adalah sdh lama waktu saya masih kuliah TK 1 mengaji kitab Shohih Bukhori, Riyadussholihin dan tafsir Ibnu Katsir sama almaghfurlah Dr.KH.Tholhah Mansur,SH, guru besar Fak.Hukum UGM

Hukum Sholat Jamaah Di Masjid Bagi Kaum Laki-Laki Adalah?

Diposkan oleh On 3:46 PM

Hukum Sholat Jamaah Di Masjid Bagi Kaum Laki-Laki Adalah? Sunnah Muakad, artinya Apa?

Sunnah Mu'akkadah (السنة المؤكدة) adalah istilah dalam hukum Islam yang merujuk pada amalan atau perbuatan Nabi Muhammad SAW yang sangat ditekankan dan rutin dilakukan oleh beliau, sehingga umat Islam dianjurkan untuk mengikutinya. Sunnah Mu'akkadah sering disebut sebagai sunnah yang "ditekankan", "terpenting", atau "yang sangat dianjurkan". Meskipun tidak selevel dengan kewajiban (wajib), namun melaksanakannya mendatangkan pahala besar, dan meninggalkannya dapat mendekatkan kepada dosa, karena ini adalah amalan yang sangat disarankan dan hampir selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Ciri-ciri Sunnah Mu'akkadah:

1. Konsistensi dan Keseringan Dilakukan Nabi

Sunnah Mu'akkadah adalah amalan yang dilakukan secara rutin dan konsisten oleh Nabi Muhammad SAW. Misalnya, beliau sering melakukan salat sunah tertentu seperti salat rawatib (salat sunah yang mengiringi salat wajib) dan salat dhuha. Dengan demikian, sunnah ini bukanlah perbuatan yang sesekali atau jarang dilakukan, melainkan bagian dari kebiasaan Nabi.

2. Anjuran yang Kuat

Sunnah Mu'akkadah bukan sekadar amalan yang dianjurkan, tetapi anjurannya sangat kuat. Dalam beberapa hadits, Nabi Muhammad SAW memberikan dorongan untuk melakukannya, dan menjanjikan pahala besar bagi yang mengerjakannya. Sebaliknya, meski tidak dilakukan tidak sampai menjatuhkan seseorang pada dosa besar, namun bisa dianggap merugikan dirinya karena kehilangan kesempatan mendapatkan pahala.

3. Berdasarkan Hadits yang Sahih

Amalan-amalan yang termasuk dalam Sunnah Mu'akkadah didasarkan pada hadits-hadits yang sahih, artinya hadits-hadits tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan dijamin keshahihannya. Para ulama merujuk kepada hadits-hadits sahih sebagai dasar untuk menetapkan amalan ini.

Contoh Sunnah Mu'akkadah:

1. Salat Rawatib

Salat rawatib adalah salat sunnah yang dilakukan sebelum atau sesudah salat wajib. Misalnya, salat sunnah qabliyah (sebelum) dan ba'diyah (setelah) salat fardhu. Nabi Muhammad SAW sangat sering melaksanakan salat rawatib, dan ini merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.

2. Salat Dhuha

Salat dhuha adalah salat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi (antara terbit matahari hingga menjelang waktu dzuhur). Ini adalah amalan yang banyak dikerjakan oleh Nabi Muhammad SAW dan sangat dianjurkan bagi umat Islam untuk melaksanakannya.

3. Salat Tahajud

Meskipun salat tahajud bukanlah kewajiban, namun Nabi Muhammad SAW sangat sering melaksanakannya, dan beliau menganjurkan umatnya untuk melakukannya sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, terutama pada malam hari.

4. Puasa Senin-Kamis

Nabi Muhammad SAW juga memiliki kebiasaan berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Puasa ini adalah sunnah yang sangat dianjurkan, meskipun tidak diwajibkan, tetapi manfaat dan keutamaan puasa ini sangat besar.

5. Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Makan

Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan umat Islam untuk membaca doa sebelum dan sesudah makan. Doa ini termasuk sunnah mu’akkadah yang sering beliau lakukan.

6. Sholat Jamaah di Masjid

Dalam Kitab Fathul Qorib Mujib Bab Sholat Jamaah, Maka Hukumnya bagi Laki Laki Itu Sunnah muakkad, Sunah yang memang danjurkan, oleh karena itu hendaklah kita bisa melaksanakannya setiap hari bagi kaum laki-laki semuanya.

Perbedaan antara Sunnah Mu'akkadah dan Sunnah Ghair Mu'akkadah

Sunnah Mu'akkadah adalah amalan yang sangat ditekankan dan hampir selalu dilakukan oleh Nabi, sehingga sangat dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam.

Sunnah Ghair Mu'akkadah adalah amalan yang juga diajarkan oleh Nabi, namun tidak dilakukan secara terus-menerus atau tidak sekuat sunnah mu'akkadah. Amalan ini tetap bernilai pahala jika dikerjakan, tetapi tidak sestrik sunnah mu'akkadah dalam hal anjuran dan keutamaannya.

Hukum Meninggalkan Sunnah Mu'akkadah

Walaupun sunnah mu'akkadah tidak bersifat wajib, namun meninggalkannya tanpa alasan yang sah (seperti uzur syar'i) dianggap kurang baik, dan bisa mendekatkan seseorang pada keburukan atau kerugian spiritual. Sunnah mu'akkadah lebih ditekankan dalam kehidupan sehari-hari dan sering kali menjadi kebiasaan Nabi. Oleh karena itu, umat Islam disarankan untuk berusaha mengerjakannya sebanyak mungkin sebagai bentuk pengamalan sunnah dan memperoleh pahala.

Kesimpulan

Sunnah Mu'akkadah adalah amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, yang dilakukan secara rutin dan konsisten oleh Nabi Muhammad SAW. Meskipun bukan kewajiban, sunnah ini sangat penting untuk dilakukan oleh umat Islam sebagai bagian dari pengamalan ajaran Islam yang baik. Amalan-amalan seperti salat rawatib, salat dhuha, dan puasa Senin-Kamis adalah contoh dari sunnah mu'akkadah yang membawa banyak manfaat dan pahala bagi yang mengamalkannya.

Tafsir dan Makna Surat An-Nahl Ayat 97: Janji Kehidupan yang Baik bagi yang Beriman dan Beramal Saleh

Diposkan oleh On 3:38 PM

 Ayat Kita Hari Ini

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Tafsir dan Makna Surat An-Nahl Ayat 97: Janji Kehidupan yang Baik bagi yang Beriman dan Beramal Saleh

Surat An-Nahl ayat 97 merupakan salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menggambarkan janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Ayat ini memberikan sebuah penghiburan dan motivasi bagi setiap mukmin untuk terus berbuat baik, karena Allah menjanjikan kehidupan yang lebih baik baik di dunia maupun di akhirat bagi mereka yang memenuhi syarat-syarat tersebut.

Berikut adalah teks dari Surat An-Nahl Ayat 97:

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

(Surah An-Nahl, 16:97)

Makna dari Ayat Ini

Ayat ini memberikan sebuah janji yang sangat menggembirakan bagi siapa saja yang beriman dan beramal saleh. Secara garis besar, ayat ini terdiri dari dua bagian yang memberikan penjelasan mengenai balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang beramal saleh.

Amal Saleh dan Keimanan sebagai Syarat

Ayat ini dimulai dengan menyebutkan syarat utama, yaitu amal saleh yang dilakukan dalam keadaan beriman. Keimanan menjadi pondasi utama dalam setiap amal perbuatan. Sebuah amal hanya akan diterima dan diberi pahala oleh Allah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah dan dalam kondisi keimanan yang benar.

Amal saleh tidak terbatas pada ibadah ritual semata, tetapi mencakup seluruh perbuatan baik yang dilakukan seorang Muslim sepanjang hidupnya, baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun makhluk lainnya. Ini termasuk berbuat kebaikan, menolong sesama, berkata yang baik, menuntut ilmu, bekerja dengan niat yang baik, dan sebagainya.

Janji Kehidupan yang Baik

Bagi orang-orang yang mengerjakan amal saleh dengan iman, Allah berjanji akan memberikan kehidupan yang baik (hayatan tayyibah). "Kehidupan yang baik" ini bisa dimaknai dalam berbagai perspektif, baik di dunia maupun di akhirat.

Di dunia, kehidupan yang baik bisa berarti hati yang tenang, hidup yang penuh berkah, keluarga yang harmonis, dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. Ini adalah buah dari keberkahan yang didapatkan dari amal saleh dan keimanan. Allah memberikan kebahagiaan batin dan ketentraman hati kepada orang-orang yang selalu menjaga keimanan dan berbuat baik, meskipun tantangan hidup tetap ada.

Namun, kehidupan yang baik tidak selalu identik dengan kekayaan atau kemewahan materi. Terkadang, seseorang yang hidup sederhana namun penuh rasa syukur dan memiliki ketenangan batin, lebih dapat dikatakan memiliki "kehidupan yang baik" dibandingkan dengan mereka yang hidup dalam kemewahan tetapi jauh dari ketenangan hati.

Balasan yang Lebih Baik dari Apa yang Dikerjakan

Allah juga menjanjikan balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Balasan ini bisa diterima baik di dunia maupun di akhirat.

Di dunia, balasan yang lebih baik ini bisa berarti keberkahan yang lebih besar dalam segala aspek kehidupan—misalnya, dalam pekerjaan, hubungan, atau kesehatan. Orang yang berbuat baik dengan iman, Allah akan memberikan kepadanya segala sesuatu yang lebih baik daripada yang telah ia usahakan, baik dalam bentuk rezeki yang tidak terduga atau keberhasilan dalam berbagai urusan.

Namun, yang paling utama adalah balasan yang lebih baik di akhirat. Allah berjanji akan memberikan pahala yang berlipat ganda di surga bagi mereka yang beramal saleh dengan keimanan yang tulus. Allah tidak hanya membalas setiap amal perbuatan mereka dengan jumlah yang setimpal, tetapi bahkan lebih dari itu, Allah memberikan ganjaran yang jauh lebih besar dari apa yang mereka usahakan di dunia ini.

Hikmah yang Bisa Diambil

1. Kesetaraan antara Laki-laki dan Perempuan dalam Pahala

Allah menyatakan dengan tegas bahwa balasan ini berlaku untuk siapa saja, tanpa membedakan jenis kelamin. Baik laki-laki maupun perempuan, jika mereka mengerjakan amal saleh dengan iman, maka mereka akan mendapatkan pahala yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa di hadapan Allah, nilai seseorang tidak ditentukan oleh jenis kelamin, tetapi oleh kualitas keimanan dan amal perbuatannya.

2. Kehidupan yang Baik sebagai Hadiah dari Allah

Kehidupan yang baik adalah anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang berusaha menjalani hidup dengan penuh kebaikan dan keimanan. Allah tidak hanya memberikan kehidupan yang baik sebagai bentuk pahala di dunia, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

3. Pentingnya Niat dalam Beramal

Amal saleh yang diterima oleh Allah adalah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah. Niat yang benar menjadi kunci diterimanya amal perbuatan tersebut. Oleh karena itu, setiap amal yang kita lakukan harus didasari dengan keikhlasan dan keimanan, tanpa mengharapkan pujian atau balasan dari manusia.

Kesimpulan

Surat An-Nahl ayat 97 mengingatkan kita bahwa setiap amal saleh yang dilakukan dengan iman akan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari apa yang kita kerjakan. Kehidupan yang baik, baik di dunia maupun di akhirat, adalah janji Allah bagi mereka yang taat dan berbuat baik. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya memiliki peluang yang sama untuk meraih kehidupan yang baik selama mereka beriman dan beramal saleh. Oleh karena itu, marilah kita selalu memperbaiki niat dan perbuatan kita, serta senantiasa berusaha untuk berbuat baik dalam setiap aspek kehidupan, agar mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.

Surat An Nahl Ayat 97

Jtrowdrjks

Rabu, 06 Nopember2024

 "Yen wong kuwi, aku wis apal klakuane, pancen thuk lengku."

Diposkan oleh On 7:14 AM

 Emane, adi-penine tembung paribasan tinggalane leluhur akeh sing ora dingerteni anak-putu  lan buyute  saka mrosote pasinaon basa Jawa.Tekan guru-guru ing sekolahan yen nerangake paribasan mung nyebutake apa tegese (artine) ngono wae. Ora nganggo  njlentrehake siji-sijije  tembung sing sabanjure kedhapuk dadi ukara wutuh kang nduweni teges.

       Tembung bathuk sing maksude wanita, uga tinemu ing idhiom (ungkapan) basa Jawa tugelan, yaiku : Thuk lengku sing tegese : bathuk meleng-meleng diaku. Tembung iku kanggo nyebut wong lanang  ngglithis nggames wedokan, doyan  madon.

       "Yen wong kuwi, aku wis apal klakuane, pancen thuk lengku."

       Thuk saka tugelane tembung bathuk. Leng saka tugelane tembung meleng-meleng,  ku saka tugelane tembung diaku. Saka tugelane tembung, dirakit dadi ukara kaya mengkono mau.Saben ana bathuk meleng-meleng, diaku dadi duweke. Ora beda tembung tugelan : wiwawite, lesmbadhonge (wi dawa uwite,tales  amba godhonge).

       Tembung bathuk meleng-meleng, kanggo nyebut rupa wadon kang ayu. Wangune bathuk  sing endah resik, meleng-meleng.Tembung panyandra  kanggo nyebut endahing bathuke wanita ya ana, yaiku : bathuke nyela cendhani.  Nyela saka tembung sela (watu). Watu  cendhani yaiku watu sing alus lumer kaya watu  marmer.

 Lan isih akeh tunggale, klebu paribasan : Sadumuk bathuk, sanyari bumi.

Diposkan oleh On 7:14 AM

 Lan isih akeh tunggale, klebu paribasan : Sadumuk bathuk, sanyari bumi.

     Mung wae  dhong-dhinge swara ing Sadumuk bathuk,sanyari bumi, beda karo dhong-dhinge  swara  ing conto  ndhuwur. Yen sing ana ing ndhuwur, guru lagune mung loro : ang- ang / ok-ok / ut-ut / ah-ah  lan an-an. Ing sadumuk bathuk ,sanyari bumi, gungunge guru lagu ana papat : uk-uk / i - i  :  Sadum(uk)  bath(uk) , sanyar(i)  bum(i).

     Paribasan iku, tegese : prakaran ngenani wanita utawa lemah, dilabuhi tekan  pati.

     Jlentrehe mengkene :

     Tembung bathuk sing dikarepake, yaiku  bathuke wong wadon. wanita, bojone. Jembare bathuk iku mung sadumuk (sethithik), nanging dibelani tekan pati jalaran iku bojone. Bojo kok nganti digodha wong, direbut wong, o.. dibelani taker nyawa jalaran nyangkut  ajining  dhirine (harga diri ). Ati lanange rumangsa ditantang, rumangsa dikilani dhadhane, dadi lan nesune.

     Tembung bumi, wis cetha tegese, yaiku lemah. Senajan jembare lemah mung sanyari (mung saambane telung driji,paribasane), hiya bakal dibelani tekan pati, sok nganti ngungkal gegaman kanggo bacokan yen padha petenge pikire. Lemah iku ora beda  bathuk  (bojo) kuwi mau, uga nyangkut harga dhiri, jalaran lemah iku papan dununge uripe ing ngalam ndonya, embuh lemah pomahan, lemah  tegalan apa sawah. Yen pancen duweke  temenan, bakal dibelani mati-matian yen nganti direbut uwong. Mulane yen ana  gegeran, gugatan  (sengketa) prakara  lemah, suwe rampunge ing sidhang pengadilan, sidhang ora uwis-uwis tekan bandhing lan kasasi. Sing padha prakaran rumangsa padha duwe harga dhiri, isin yen nganti kalah, wani entek-entekan mbayar pengacara golek menang. Tembunge Jawa ya wis ana : timbang kalah wong, aluwung kalah wang. Tembung WANG ,maksude : UANG, dhuwit. Anane diucapake  nganggo vokal hurup (w) = wang, kanggo amrih keprungu berirama karo anane  tembung :  WONG  ing ngarep sing uga mawa hurup : (w) = wong. Dadi, senajan embah-embahe wong Jawa biyen padha buta hurup, ya wasis nata ukara lesan amrih laras dirungu.

 SADUMUK BATHUK SANYARI BUMI

Diposkan oleh On 7:13 AM

 SADUMUK BATHUK SANYARI BUMI

           Embah-embahe wong Jawa, marisake paribasan (peribahasa) Jawa akeh cacahe sarta apik-apik ukarane. Ora mung saangger gawe ukara, nanging tatanane ukara banget digatekake tekan guru lagu  (ritme ; irama ) .Dhong-dhinge swara  lagu ( bunyi) ditata amrih kepenak dirungu. Contone ing ukara paribasan iki :

1. Kebo ilang, tombok kandhang. (  ang - ang )

    (Kelangan barang digoleki  ora ketemu,malah kelangan ragad kanggo nggoleki).

2. Lengkak-lengkok,  ora wurung ngumbah popok. ( ok - ok )

    (Ditari rabi maune emoh-emoh, sidane malah gelis duwe anak).

3. Buntel kadut, ora kinang ora udut. (ut - ut)

    (Nyambut gawe borongan, tanpa mangan tanpa wedang).

4. Anak polah, bapa kepradhah. ( ah - ah )

    (Wong tuwa nemu reribet saka polahe anak).

5. Kriwikan ,dadi grojogan. ( an - an )

    (Prakara cilik dadi gedhe)."

Bab 1 | Akhlaq dengan Sifat Tuhan Yang maha kasih dan Sesuai dengan kemampuan

Diposkan oleh On 4:58 PM

Kalau kalian ingin menjadi wali Allah seharusnya memiliki sifat dan akhlaq yang sesuai dengan al-Qur'an. Didalam Al-Qur'an banyak keutamaan keutamaan yang bisa dicontoh dana diamalkan. Allah juga memerintahkan agar mengamalkan keutamaan keutamaan tersebut. Oleh karena itu Al-Qur'an Menjadi pedoman yang sangat akurat dalam pembentukan Akhlaq yang sempurna menuju kepada kewalian.

Dia Maha Memberi Keindahan dan memerintahkan keindahan.

Artinya keindahan apapun juga Allah perintahkan, bagaimana tidak apa yang kalian lihat di bumi ini penuh dengan keindahan, dan memang benar-benar sangat indah.

Dia Maha Memberi Manfaat dan Memerintah kemanfaatan.

Memang Semua bentuk kegiatan kita harus bermanfaat, dan mermanfaat bagi orang lain. Artinya kehidupan kita supaya tidak sia-sia maka harus diperhatikan kemanfaatannya. Baik bermanfaat untuk diri kta sendiri maupun manfaat untuk orang lan.

itu beberapa kalimat yang saya petik dari kitab syajarotul ma'arif bab 1 dan kami akan terus berbagi ilmu walau dengan pemehaman yang sangat kurang dari diri kami, kalian kami sarankan membaca dan memiliki bukunya sendiri dirumah agar bisa membaca secara lengkap.

Disini adalah salah satu cara untuk menemukan secara cepat bab yang kalian cari di internet karena karena memang google berbasis search engine untuk menemukan materi tertentu, kemudian kalian bisa membukanya pada buku kalian sndiri secara lengkap

---------------------

Syajarotul Ma'arif 

Terjemahan : Hal 71
Kitab : Hal 24

Maqra yang cocok untuk Acara Kesehatan, Kesembuhan Sakit

Diposkan oleh On 4:30 PM

Al-Qur'an Surah AS-Syuara Ayat 80, Bunyinya dalam tulisan latin adalah waidza maridltu fahuwa yasyfini, jika Aku Sakit maka Allah Yang Menyembuhkan, ini akan cocok dibuat semacam banner-banner yang ditempel di dinas kesehatan atau rumah-rumah sakit islam, menunjukkan bahwa Kuasa Allah dalam menyembuhkan penyakit sangat dominan bahkan mutlak milih Allah.

Sahabat yang dirahmati Oleh Allah

Kesehatan bagian penting dalam kehidupan kita bahkan, orang jawa mengatakan wislah ra nduwe duit sing penting diparingi sehat kabeh. Artinya adalah, nggak apa-apa tidak punya uang asalkan diberikan kesehatan untuk kita semua.

Demikianlah ayat yang biasa digunakan dalam qori dalam acara yang berhubungan dengan kesehatan dan kesembuhan, ini sangat cocok bagi qori rumah sakit, atau qori' yang diminta rumah sakit untuk mengisi acara pembacaan ayat suci Al-Qur'an

Khutbah Jum'ah Dengan Judul MACAM_MACAM HATI

Diposkan oleh On 4:19 PM

 MACAM MACAM HATI 

Oleh Masyhur Amin ِِ

نَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ….

Jamaah jum’at Rahimakumullah Segala puji kita haturkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, Shalawat serta salam selalu kita lantunkan kepada Nabi Muhammad SAW kepada keluarga, sahabat, dan kita sebagai umatnya yang senantiasa mengharapkan syafa’at di yaumul qiyamah nanti. Selanjutnya mari kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Di antara anggota tubuh yang terdapat di tubuh kita, ada satu organ yang memiliki peran sangat penting yaitu Hati. Hati merupakan raja atau pimpinan bagi anggota tubuh lainnya, hati memiliki peran penting dalam memerintahkan anggota tubuh untuk bergerak. Baik atau buruknya manusia dalam beramal dengan anggota tubuhnya tergantung dari baik buruknya kondisi hatinya. 

Rasulullah bersabda

“Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah dia adalah hati.” (HR. Bukhari) Oleh karena itu kita sebagai seorang muslim yang senantiasa beribadah kepada Allah harus mengetahui macam-macam ataupun kondisi-kondisi yang terjadi pada hati kita. Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Macam-macam kondisi hati dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Hati yang sehat. Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Barangsiapa yang menghadap Allah tanpa membawa hati yang sehat, maka ia akan celaka. 

Allah berfirman,

 “Yaitu pada hari ketika harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara’: 88-89) Hati yang selamat diartikan sebagai hati yang terbebas dari syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah dan dari perkara-perkara yang syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Jamaah Jum’at rahimakumullah. 2. Hati yang sakit. Hati yang sakit adalah kondisi hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat, terkadang ia cenderung kepada kebaikan, dan terkadang ia cenderung kepada keburukan. Padanya terdapat keimanan, kecintaan, keikhlasan, tawakal kepada Allah, yang merupakan sumber kehidupan pada hatinya. Padanya juga terdapat pula kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, dengki, sombong, dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Terkadang dia berada pada penyeru kepada Allah, Rasul, dan hari akhir. Terkadang dia sebagai penyeru kepada duniawi. Jika ia diberi nasihat tentang kebaikan dan ketakwaan terkadang ia menerima dengan lapang dada dan terkadang dia menolak nasihat tersebut. Jamaah Juma’at rahimakumullah. 3. Hati yang mati. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal Rabbnya. Ia tidak beribadah kepada-Nya, enggan menjalankan perintah-Nya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan menghadirkan ridha-Nya. Hati ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah. Jika ia mencintai, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Jika ia diberikan nasihat tentang kebaikan dan ketakwaan maka akan ditolak secara mentah-mentah. Bergaul dengan orang yang hatinya mati adalah penyakit, berteman dengannya adalah racun, dan bermajelis dengannya adalah bencana. Jamaah Jum’at Rahimakumullah. Setelah mengetahui macam-macam kondisi hati pada manusia, mari kita introspeksi diri kita masing-masing. Bagaimana kondisi hati kita? Apakah hati kita sehat? Apakah hati kita sakit? Atau bahkan hati kita mati? Mari kita senantiasa menyucikan hati dengan senantiasa melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala maksiat yang Allah larang, agar kita termasuk orangorang yang beruntung bukan orang-orang yang rugi. 

Allah berfirman, 

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 9-10) ِ

Jamaah Jumat rahimakumullah Monggo kito ningkataken takwo dumateng Gusti Allah, ajrih lan taat dumateng ngarsonipun Gusti Allah, kanti nindakaken sedoyo perintahipun soho nebihi sedoyo awisanipun. Kranten saking takwo meniko kito sedoyo saget pikantuk ridlone Gusti Allah lan kabegjan wonten dunyo ngantos akhirat. Hadirin Ingkang Minulyo Kito sedoyo sampun mangertos bilih mantun sholat sering dipun anjuraken maos dungo Sapu Jagat, nggih meniko:

Duh Gusti, kulo nyuwun dumateng Panjenengan kebegjan ingdalem dunyo lan akhirat, lan kulo nyuwun dipun tebihaken saking sikso neroko. (Al-Baqarah, 201) Keranten dungo meniko dungo ingkang sering dipun waos Kanjeng Nabi. Lan meniko sampun jelas bilih nggayuh kabegjan ugi kesaenan wonten dunyo lan akherat niku penting sanget, luwih-luwih kesaenan niku lumeber ngantos putro wayah kito sedoyo. Ugi sampun dijelasaken sinten kimawon nindaaken amal kesaenan bakal dipun wales kelawan ganjaran ingkang ageng kaliyan Gusti Allah. 

Gusti Allah dawuh:

Sopo wonge ngelakoni amal kesaenan, saking tiyang jaler utawi estri kanti iman, mongko yekti bakal ingsun paringi kanggo piyambake pagesangan ingkang sae lan ingsun paringi piwales kelawan ganjaran ingkang luweh sae ketimbang nopo ingkang piyambake lampahi (QS an-Nahl: 97). 

Hadirin Rahimakumullah Carane nggayuh kabegjan ugi kesaenan wonten dunyo lan akherat niku antawisipun: 

1. Sabar ingatase taat ngelampahi perintahe Gusti Allah, ngadepi musibah, pikantuk nikmat lan sakpitunggalane. 

2. Syukur kelawan ucapan lan tindakan ingatase sedoyo nikmat saking Gusti Allah ingkang sampun diparingaken dumateng kito sedoyo 

3. Ikhlas nalikane ibadah dumateng Gusti Allah, ugi mboten pamer. 

4. Ridlo utawa nompo takdir ingkang sampun dipesti kaliyan Gusti Allah 

5. Tawakkal utawa masrahaken sedoyo urusan dumateng Gusti Allah sak sampune ikhtiar. Pramilo, monggo kito sareng-sareng cancut taliwondo nggayuh kabegjan lan kesaenan, supados saget kalebet tiyang ingkang pikantuk kabegjan lan kesaenan wonten dunyo akhirat. Amiin ِ


Ayata Yang Mengatakan Bahwa Allah Tidak akan pernah Lengah Sedikitpun Mengawasi Perbuatan Kita

Diposkan oleh On 3:57 PM

 ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ

Shahabat2 ku se iman yg dimulyakan Allah !

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعۡمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٍ تَشۡخَصُ فِيهِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ

"Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,"

(QS. Ibrahim 14: Ayat 42)

Shahabatku yg dimulyakan Allah, usai mengisahkan doa-doa nabi ibrahim dalam beberapa ayat sebelumnya, pada ayat-ayat berikut Allah menegaskan betapa Allah tidak pernah lengah, tidak pernah lupa mengawasi perbuatan orang yang dlolim dan durhaka. Allah SWT berfirman, dan janganlah sekali-kali engkau wahai Rasul atau siapa pun juga mengira bahwa Allah lengah sehingga lalai atau lupa dari menjatuhkan sanksi atas apa yang diperbuat oleh orang yang dlolim. Sesungguhnya Allah hanya sedang menangguhkan hukuman yang akan dijatuhkan-Nya kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata mereka terbelalak akibat dahsyatnya hari pembalasan itu. Pada hari itu mereka datang dengan tergesa-gesa memenuhi panggilan Allah dengan mengangkat kepalanya dan memandang dengan penuh cemas, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip karena takut dan hati mereka kosong karena tidak mampu lagi berpikir.

Shahabatku yg dimulyakan Allah, kita berdo'a di penghujung malam ini semoga kita dan seluruh anggota keluarga kita, diberikan hidayah oleh Allah untuk selalu tetap beriman yg benar dan beramal shaleh, serta semoga selalu diberi kesadaran untuk  meninggalkan semua yg dilarang oleh Allah SWT, senang berdoa dan bersyukur atas karunia yg diterima dari Allah SWT. 

Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ

بالله التوفيق والهداية

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saat Sholat Janazah Posisi Kepala mayyit Perempuan atau wanita dan Posisi Kepala Mayyit Laki-Laki

Diposkan oleh On 8:53 AM

Posisi kepala mayyit, baik laki-laki maupun perempuan, dalam konteks pemakaman biasanya sama. Menurut sebagian besar ulama fiqih, posisi kepala mayyit harus menghadap ke kiblat. Ini berlaku untuk keduanya tanpa membedakan jenis kelamin.

Hukum fiqihnya menekankan pentingnya menguburkan mayyit dengan cara yang menghormati dan memperhatikan ketentuan syariat. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan spesifik antara laki-laki dan perempuan dalam cara penguburan, selama mereka mengikuti prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.

Namun, ada beberapa pendapat berbeda di antara mazhab mengenai detail tertentu, seperti cara memandikan atau mengafani mayyit laki-laki dan perempuan. Sebaiknya merujuk kepada ulama atau kitab fiqih yang diikuti untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci.

Namun saat menyolati masyyit laki-laki maka sebaiknya posisi kepala mayyit berada di Selatan dan Kaki Mayyit laki-laki berada di utara, posisi imam tepat dekat kepala mayyit laki-laki.

Beda halnya dengan mayyit perempuan atau wanita, maka posisi kepala mayyit berada di utara, sedangkan kaki mayyit perempuan berada di selatan. Posisi imam saay menyolati mayyit perempuan berada lurus dengan tengah si mayyit perempuan.

Wallahu A'lam



 

Pahala Yang Besar Bagi Orang-Orang Yang Bisa Melaksanakan Haji Dan Umroh

Diposkan oleh On 8:04 AM

 ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ

Shahabat2 ku se iman yg dimulyakan Allah !

Allah SWT berfirman dalam surat al Baqarah ayat 158 ,

اِنَّ الصَّفَا وَالۡمَرۡوَةَ مِنۡ شَعَآٮِٕرِ اللّٰهِۚ فَمَنۡ حَجَّ الۡبَيۡتَ اَوِ اعۡتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِ اَنۡ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ؕ وَمَنۡ تَطَوَّعَ خَيۡرًا ۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيۡمٌ

Innas Safaa wal-Marwata min sha'aaa'iril laahi faman hajjal Baita awi'tamara falaa junaaha 'alaihi ai yattawwafa bihimaa; wa man tatawwa'a khairan fa innal laaha Shaakirun'Aliim

Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syi‘ar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa‘i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.

(QS : 2 ayat 158)

Shahabatku yg dimulyakan Allah, Usai menjelaskan perihal kiblat, Allah lalu beralih menguraikan apa yang terkait dengan Masjidilharam, yaitu bukit Safa dan Marwah. Sesungguhnya Safa dan Marwah, dua bukit di dekat Kakbah (sekarang dalam lingkup Masjidilharam) merupakan sebagian syi'ar agama Allah, karena orang yang haji dan umrah melakukan ritual ubudiyah dengan berlari kecil di antara keduanya. Maka barang siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Lakukanlah sai sesuai tuntunan Allah dan janganlah kamu merasa berdosa oleh adat istiadat kaum Jahiliah yang mengusap patung di pucuk kedua bukit itu. Dan barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri dengan memberikan pahala yang agung atas kebajikannya itu, dan Dia pun Maha Mengetahui.

Shahabatku, Rasulullah bersabda suatu umroh kepada umroh yang lain adalah kafarrah (menghapuskan dosa) di antara keduanya dan haji yang mabrur (diterima) itu tidak ada balasan baginya selain surga." (HR. Bukhari).

Shahabatku yg dimulyakan Allah, kita berdoa di penghujung malam ini semoga kita dan seluruh anggota keluarga kita, diberikan hidayah oleh Allah untuk selalu tetap beriman yg benar dan senang beramal shaleh, serta senang beribadah kepada Allah termasuk senang melakukan ibadah haji dan umroh apabila diberi kemampuan oleh Allah SWT. 

Aamiin yaa Robbal 'aalamiin.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ

بالله التوفيق والهداية

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

PAHALA YANG SANGAT BESAR Bagi Seseorang Yang GEMAR ATAU SUKA BERSEDEKAH, INFAQ

Diposkan oleh On 11:17 AM

 ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ

ﺍﻟﺴَّﻼَﻡُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﺑَﺮَﻛَﺎﺗُﻪُ

Shahabat2 ku se iman yg dimulyakan Allah !

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّ الْمُصَّدِّقِيْنَ وَا لْمُصَّدِّقٰتِ وَاَ قْرَضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ اَجْرٌ كَرِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka; dan mereka akan mendapat pahala yang mulia."

(QS. Al-Hadid 57: Ayat 18)

Shahabatku,  orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan, dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik,” dengan cara membelanjakan harta mereka untuk kebaikan yang menjadi simpanan bagi mereka di sisi 

Allah, niscaya akan dilipat gandakan  pahala kebaikan sebanyak sepuluh kali lipat (al An'am ayat 160) hingga tujuh ratus kali (al Baqarah ayat 261) bahkan sampai tidak terhingga sesuai dg kadar keihlasannya, dan bagi mereka pahala yang mulia, yakni balasan pahala yang disediakan Allah bagi mereka di surga.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَا ۖ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ

"Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 160)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّاْئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 261)

Shahabatku yg dimulyakan Allah, kita berdoa di penghujung malam ini semoga kita dan seluruh keluarga kita pada hari kiyamat nanti termasuk orang yg beruntung, diterima amal ibadah kita diampuni semua dosa kita dan mendapatkan balasan yg sempurna yaitu rumah di surga Allah SWT. Aamiin yaa Robbal aalamiin.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ

بالله التوفيق والهداية

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

KOMITMEN ROSULULLAH DALAM MENEPATI JANJI

Diposkan oleh On 4:42 PM

 


🪷 Sifat dan Akhlak Rosulullah 🪷

KOMITMEN ROSULULLAH DALAM MENEPATI JANJI

Sepanjang hidupnya RasuLuLLoh ﷺ tidak pernah mengumbar janji. Seberat apapun isi janji yang telah beliau ucapkan, pasti beliau laksanakan. 


Dikisahkan bahwa sebelum beliau diangkat menjadi Rosul, ada seseorang yang bernama Abdullah bin Abi Khansa bercerita bahwa dia pernah berjanji untuk bertemu dengan RasuLuLLoh ﷺ di suatu tempat. Tapi pada waktu yang telah ditentukan, Abdullah lupa akan janji tersebut. Baru setelah tiga hari berlalu, Abdullah teringat akan janji untuk bertemu dengan RasuLuLLoh ﷺ. Segeralah dia menemui beliau di tempat yang telah ditentukan. Ternyata beliau masih ada disana 

Maka, beliau bersabda : "Wahai anak muda, engkau telah menyulitkanku. Aku berada disini sejak tiga hari yang lalu'. (HR Abu Dawud). 

Itulah salah satu dari sekian banyak contoh sifat dan akhlak Rosulullah yang terpuji yaitu menepati janji, mesti terhadap musuh sekalipun. 

Bahkan Heraclius raja Habasyah pernah bertanya kepada Abu Sufyan yang kala itu masih kufur. Heraclius bertanya : "Pernahkah Muhammad dusta dan berkhianat"? 

Abu Sufyan menjawab : "Tidak pernah'. 

Berkhianat adalah perbuatan dusta dan melanggar janji juga termasuk perbuatan dusta dan Rosululloh jauh dari perbuatan itu. 

والله اعلم بالصواب

Jntrowedarjks

Kamis, 12 September 2024

08 Robiul Awwal 1446 H